Senin, 19 September 2016

Dioda

DIODA

Dioda yang dipakai  secara umum, dibuat dari bahan Germanium dan silikon dan 0.3-0.4 Volt untuk tegangan Germanium pada Gambar dibawah, dioda yang digunakan dioda Silikon Jika sumber tegangan kurang dari 0,7 Volt maka tidak ada arus yang mengalir. Sebaliknya jika lebih dari 0,7 Volt maka tidak arus yang mengalir melalui dioda.


 Pada suatu rangkaian diode pada Gambar dibawah, rangkaian ada yang dibias maju dibias mundur, jika dibias mundur, maka arus yang mengalir kecil sekali dan bisa dianggap tidak ada. Karena itu nilai tegangan sama dengan nol lampu tidak menyala. Sebaliknya jika di bias maju, maka ada arus yang mengalir pada rangkaian dan lampu menyala.


Untuk menguji dioda apakah bias maju atau bias balik dapat menggunakan cara seperti dibawah.

Forward-biased
Reverese-biased



Tegangan Kaki (Knee Voltage) yaitu tegangan pada saat arus mulai naik secara cepat pada saat dioda berada di daerah maju, tegangan ini sama dengan tegangan penghalang.
Apabila tegangan dioda lebih besar dari tegangan kaki maka diode akan menghantar dengan mudah dan sebaliknya bila tegangan dioda lebih kecil maka dioda tidak menhantar dengan baik.
Di atas tegangan kaki, arus dioda akan membesar secara cepat, dengan kata lain pertambahan yang kecil pada tegangan dioda akan menyebabkan perubahan arus yang besar pada dioda.
Setelah tegangan penghalang terlampaui, yang menghalangi arus adalah hambatan Ohmic daerah P dan N, jumlah hambatan tersebut dinamakan Hambatan Bulk.

Macam macam dioda
  • Dioda zaner
Sebenarnya tidak ada perubahan struktur dasar dari zener, melainkan mirip dengan dioda. Tetapi dengan memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambunngan P dan N, ternyata tegangan breakdown dioda bisa makin cepat tercapai.


  • LED
LED adalah singakatan dari Light Emiting Dioda, merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya.
LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi panas dan energi cahaya.

Sabtu, 10 September 2016

Elektronika analog

Kapasitor

Kapasitor atau kondensator adalah suatu komponen listrik yang dapat minyimpan muatan listrik. Kapasitas kapasitor diukur dalam F (Farad) =  10-6 mF (mikro Farad) = 10-9 nF (nano Farad) 10-12 pF (piko Farad).
Salah satu karakteristik kapasitor yaitu dapat menyimpan tenaga listrik dalam suatu medan elektrostatis. Pengaruh dari medan listrik ini sudah di ketahui, namun tidak dapat dilihat mata.
Untuk membuat kapasitor dibutuhkan plat penghantar dan bahan dielektriknya harus tipis agar bias membuat kapasitor dengan volume yang kecil pula. Dengan lapisan elektrik yang tipis kapasitor dengan volume yang kecil pula. Dengan lapisan dielektrik yang tipis kapasitor harus mampu menahan tegangan DC yang tinggi tanpa menimbulkan kerusakan kapasitor (breakdown).
Kapasitor mempunyai kapitansi tidak konstan tergantung dengan temperatur, pembesaran dielektrik kapasitor elektrolit mempunyai dua kutub positive dan kutub negatif (bipolar), sedangkan kapasitor kering misal kapasitor mika, kapasitor kertas tidak membedakan kutub positive dan kutub negative (non polar). Bentuk dan simbol kapasitor dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Kapasitor dapat dibedakan menurut :
  1. Nilai kapasitansinya
  • Dapat diubah ubah (variable capasitor dan trimming capasitor)
  • Tetap ( fixed capasitor)
      2. Bahan dasar
  • Mika
  • Keramik
  • Kertas
  • Plastik
  • Elektrolit
 Contoh :

Tabel kode warna pada kapasitor



Tabel kode angka pada kapsitor



Induktor

Induktor adalah komponen listrik yang digunakan sebagai beban induktif.



Kapasitas induktor dinyatakan dalam satuan H (Henry) = 1000mH (mili Henry).
kapasitor induktor diberi lambang L, sedangkan reaktansi induktif diberi lambang XL.
Suatu coil mempumyai nilai induktansi. "suatu arus yang berubah-ubah dalam suatu coil akan menghasilkan medan magnet ysng berubah ubah dan akan menghasilkan tegangan dengan arah yang berlawanan pada coil yang sama" , gejala ini sesuai hukum Lenz yang disebut induksi diri  (self-induction). Besarnya induktansi bergantung pada besar fisik, banyaknya l;ilitan dan jenis bahan inti dari induktor yang bersangkutan.
Kerugian pad ainduktor ini dibagi 2 jenis yaitu :
  • Kerugian dalam lilitan yang besarnya tergantung pada besarnya resistansi dari kawat dan besar arus yang mengalir
  • Kerugian dalam inti yag besarnya tergantung pada bahan inti dan frekuensi kerjanya.
 Factor kualitas dari induktor bisa dengan sebuah resistor yang resistor yang dipasang seri dengan induktor.
Jenis jenis induktor tergantung dengan jenis bahan lilitan, jenis bahan inti dan bentuk melilitkan kumparan pada inti. Induktor yang umum digunakan yaitu jenis transformator 

Rabu, 07 September 2016

Elektronika Analog

Resitor

Resistor adalah komponen dasar elektronka yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalirdalam suatu rangkaian. Resistor Bersifat resistif disebut Ohm atau di lambangkan dengan simbol
Ω (Omega).

Karakteristik utama dalam penggunaan resistor yaitu
a. harga resitansinya
b. rating dayanya

Rating daya menunjukkan daya maksimum yan bisa didisipasikan tanpa menimbulkan panas yang berlebihan sehingga rusak terbakar. Disipasi menunjukan daya sebesar 12.R akan dibuang/digunakan oleh resistor. Disipasi ini menjadi panas seiring dengan waktu yang berjalan.
Bentuk resistor yang umum adalah seperti tabung dengan dua kaki di kiri dan kananpada badannya terdapat lingkaran yang membentuk cincin kode warna untuk mengetahui besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang di keluarkan oleh EIA (Elektronic Industries Association) seperti yang di tunjukkan pada tabel di bawah

Besarnya ukuran resistor sangat tergantung watt atau daya maksimum yang mampu di tahan oleh resistor. Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang memiliki daya maksimum 5, 10 dan 20 watt umumnya berbentuk balok berwarna putih dan nilai resitansinya dicetak langsung dibadanya, misal 1KΩ 5W

Contoh :

            Urutan cincin warna (resistor):
                       Coklat Ungu biru emas : 1   7    X10⁶      ± 5%  = 17MΩ ± 5%
                        Coklat Merah hitam jingga coklat : 1  2  0  10³  ± 1% = 120KΩ ±5%

Resistor dibedakan

a. menurut bahan
  • Resistor yang bahan dasarnya dari lilitan ( wirewound resistor)
  • Resistor yang bahan dasarnya dari karbon
  • Resistor film
b. Menurut kelinineran nilai arusnya (tidak sesuai dengan hukum ohm V=I.R
  • Thermistor (resistor yang sensitive terhadap temperatur
  • VDR (Voltage Dependent Resistor yaitu resitor yang tergantung terhadap tegangan)
  •  LDR (Light Dependent Resistor yaitu resistor yang sensitive terhadap cahaya)
  • Resistor yang sensitive terhadap tekanan/tegangan
c. Menurut nilai tahanannya
  • Resistor dengan nilai yang tetap (fixed resistor)
          Resistor tetap yaitu resistor yang nilai hambatannya relatif tetap, biasanya terbuat dari karbon, kawat atau panduan logam. Nilainya hambatannya ditentukan oleh tebalnya dan panjangnya lintasan karbon.
  • Resistor dengan nilai yang berubah-ubah (variable resistor/potensiometer)
          Resistor variable atau potensiometer, yaitu resistor yang besarnya hambatan dapat diubah-ubah. yang termasuk ke dalam potensio meter ini antara lain : Resistor KSN (Koefisien suhu negatif), Resistor LDR (light dependent resitor) dan resistor VDR (Voltage Dependent Resistor). Dengan simbol :
Resistor yang mempunyai kode angka dan huruf biasanya adalah resistor lilitan kawat yang di selubungi dengan keramik/porselin.

Arti kode angka dan huruf pada resistor dengan kode 5 W 22RJ adalah sebagai
berikut :
  •  5 W berarti kemampuan daya resistor besarnya 5 watt
  •  22 R berarti besarnya resitor 22Ω
  •  Dengan besarnya toleransi 5%





Rangkaian Resistor

Rangkaian resistor secara seri akan mengakibatkan nilai resitansi total semakin besar. Di bawah contoh resistor yang di rangkai secara seri.
Pada rangkaian resistor seri berlaku rumus :

Rtotal = R₁ + R₂ + R₃
Rangkaian resistor secara paralel akan mengakibatkan nilai resistansi pengganti semakin kecil. Di bawah ini contoh yang di rangkai secara paralel. Pada rangkaian resistor paralel berlaku rumus :
Rpengganti = 1/R₁ + 1/R  + 1/R